ASESMEN
PORTOFOLIO
Istilah
portofolio diambil dari bidang seni, yakni “istilah yang berarti suatu kumpulan
karya sesuai maksud” (Stecher, dalam Fredman et al., 2001). Suatu portofolio
menurut Cpllins (dalam Collette & Chiappetta, 1994), adalah “suatu tempat
yang berisi sekumpulan bukti dari keterampilan, pengetahuan, minat, dan
kecenderungan seseorang”. Bahan dan portofolio tersebut digunakan untuk membuat
keputusan tentang kualitas kinerja individu yang mengembangkan portofolio itu.
Portofilio digunakan dalam berbagai bidang. Para artis mengembangkan portofolio
kerja seni mereka. Mereka menyelesaikan hasil kerja yang menunjukkan
bukti-bukti klemampuan sebagai artis dan kualitas kerjanya. Fotografer juga
menghasilkan portofolio dari foto-foto yang telah diambilnya. Mereka memasukkan
foto-foto yang memperlihatkan kualitas kerjanya.
Dalam
pembelajaran IPA, sebuah portofolio seharusnya memperlihatkan pertumbuhan
kemampuan siswa di dalam perkuliahan IPA. Portofolio merupakan kumpulan hasil
kerja yang menyediakan bukti-bukti kompetensi siswa. Menurut Collette dan
Chiappetta (1994), agar koleksi hasil kerja siswa dapat disebut sebagai
portofolio, diperlukan persyaratan sebagai berikut.
1. Sebuah
portofolio seharusnya mengandung kerja
orisinil siswa dalam periode tertentu.
2. Bahan
dalam portofolio juga dapat termasuk bahan-bahan yang tidak dihasilkan oleh
siswa, misalnya handout, LKS, catatan dosen, dan catatan laboratorium.
3. Koleksi
kerja dalam hasil portofolio seharusnya melibatkan aspek-aspek yang berbeda
dari kumpulan siswa. Koleksi tersebut menunjukkan bukti-bukti kemampuan dan
kompetisi siswa di dalam satu atau lebih bidang.
4. Sebuah
portofolio seharusnya mengandung bahan-bahan yang menunjukkan bahwa siswa telah
menuntaskan aspek-aspek tertentu dalam pembelajaran, sebagai contoh menulis
laporan, merancang eksperimen, menangani kerja proyek, dan keterampilan siswa
di dalam satu atau lebih bidang.
5. Sebuah
portofolio merupakan bukti kerja siswa sehingga dapat diases.
Portofolio
sebagai asesmen otentik dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu :
1. Mendokumentasi
kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.
2. Mengetahui
bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
3. Membangkitkan
kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
4. Mendorong
tanggung jawab siswa untuk belajar.
Keuntungan
penerapan portofolio sebagai asesmen otentik antara laian sebagi berikut :
1. Kemajuan
siswa dapat dilihat dengan jelas.
2. Menekankan
pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat juga memberikan pengaruh positif dalam
belajar.
3. Membandingan
pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan pengaruh positif dalam belajar.
4. Siswa
dilatih untuk menentukan pilihan karya terbaik.
5. Memberikan
kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu.
6. Dapat
menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa
itu sendiri orang lain dan pihak lain yang terkait.
Portofolio dalam penilaian dapat
digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
- Mendokumentasikan
proses pembelajaran yang berlangsung.
- Memberi
perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik.
- Meningkatkan
proses efektivitas pengajaran
- Bertukar
informasi dengan orang tua/ wali peserta didik dan guru lain.
- Membina
dan mempercepat pertumbuhan konsep diri secara positif pada setiap peserta
didik.
- Meningkatkan
kemampuan melakukan refleksi diri.
Tujuan asesmen
portofolio menurut Gronlund dalam Nahadi dan Cartono adalah sebagai berikut:
- Kemajuan
siswa dapat terlihat jelas.
- Penekanan
pada hasil belajar terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam
belajar.
- Membandingkan
pekerjaan sekarang dengan pekerjaan yang lalu memberikan motivasi yang
lebih besar daripada membandingkan dengan milik orang lain.
- Keterampilan
assesmen sendiri mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan
pilihan terbaik.
- Memberikan
kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa
menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan
umum)
- Menjadi
alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi
dirinya, orang tua, atau lainnya.
Jenis portofolio yang berbeda-beda jenisnya dihasilkan dari
dan untuk memenuhi maksud dan konteks pendidikan. Tidak ada satu ‘portofolio’;
terdapat berbagai portofolio (Foster and Masetr, dalam Klenowski, 2002).
Menurut Duffy (1999), terdapat empat jenis atau tingkatan portofolio berdasarkan
tanggung jawab siswa terhadap kerjanya dan bagaimana guru membantu siswanya :
1.
Portofolio
semua hal (The Everything Portofolio)
2.
Portofolio
produk (The Product Portofolio)
3.
Portofolio
“Pemeran” (The Showcase Portofolio)
4.
Portofolio
tujuan ( The Objective Portofolio)
Sedangkan menurut Erman (2003) manfaat portofolio akan
memupuk kebiasaan siswa dalam bertindak cermat melalui pengumpulan bukti hasil
kerja dan karangannya serta akan tergugah kesadarannya bagaimana seharusnya
belajar yang benar sesuai dengan konsep belajar secara simultan akan
terakomodasi. Fungsi portofolio menurut mata pelajaran tertentu serta
pertumbuhan peserta didik. Asesmen portofolio dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, diantaranya:
- Mendokumentasikan
kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu.
- Mengetahui
bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
- Membangkitkan
kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
- Mendorong
tanggung jawab siswa untuk belajar.
Penerapan asesmen portofolio haruslah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari pembelajaran. Menurut Gronlund (2003) pertimbangan utama
dalam perencanaan pengembangan portofolio adalah tujuan portofolio, jenis-jenis
bukti yang dimasukkan, petunjuk untuk menyeleksi dan mengevaluasi isi, merawat
dan menggunakan portofolio, serta mengevaluasi portofolio. Dalam mengevaluasi
kinerja siswa secara keseluruhan yang tercermin dalam portofolio, dapat disusun
kinerja umun untuk mengevluasi struktur portofolio, tingkat kemajuan siswa,
serta rubik sekor keseluruhan. Secara lebih operasional Cooper (dalam Sweat-Guy
& buzzetto-More, 2006) mengidentifikasi enam langkah apabila hendak
melakukan asesmen portofolio: Mengidentifikasi ruang lingkup keterampilan,
mendesain hasil belajar yang dapat diukur, mengidentifikasi strategi
pembelajaran, mengidentifikasi indikator kinrrja, mengumpulkan bukti, dan
penilaian. Walaupun tanpak operasional, menyatakan Cooper ini lebih mengarah
kepada langkah-langkah asesmen kinerja secara umum.
Selanjutnya
contoh-contoh pekerjaan tersebut disimpan dalam satu tempat khusus (file
folder) untuk setiap siswa. Ketika diperlukan, portofolio siswa dapat dengan
mudah digunakan. Kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman dan dokumentasi
belajarnya serta kejujuran guru dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan
kriteria yang telah disepakati merupakan syarat dilaksanakannya asesmen
portofolio.
Adapun
bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:
1. Catatan
anekdot, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian
mengenai perilaku siswa khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar
rekaman kejadiannya.
2. Ceklis
atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
perkembangan yang hendak dicapai siswa.
3. Skala
penilaian yang mencatat isarat kemajuan perkembangan siswa.
4. Respon-respon
siswa terhadap pertanyaan
5. Tes
skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah
pengajaran dilakukan.
Terdapat
3 langkah dalam menerapkan portofolio, yaitu:
1. Tahap
persiapan yang meliputi:
a. Menentukan
jenis portofolio yang akan dikembangkan
b. Menentukan
tujuan penyusunan portofolio
c. Memilih
ketegori-kategori pekerjaan yang akan dimasukkan portofolio
d. Meminta
siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio
e. Guru
mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan penilaian
yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolio. Rubrik dapat
disepakati bersama oleh guru dan siswa.
2. Mengatur
portofolio
Portofolio diatur sesuai kesepakatan selama satu
semester. Siswa harus diinformasikan bahwa semua tugas atau beberapa tugas
tersebut akan dijadikan bukti dalam portofolio. Tugas-tugas yang dijadikan
dokumentasi harus sesuai dengan tujuan portofolio kemudian ditata dan
diorganisir sesuai dengan ciri khas pribadi masing-masing. Portofolio dapat
disimpan di dalam foder khusus untuk setiap siswa. Setiap bukti pekerjaan siswa
yang masuk dan telah dipilih dan diberi tanggal.
3. Penilaian
akhir portofolio
Bagian akhir yaitu menilai portofolio yang telah
lengkap. Aspek yang dinilai meliputi isi portofolio dan kelengkapan portofolio
yang meliputi pemberian sampul, nama pengembang dan perencana (siswa dan guru),
daftar isi serta refleksi diri.
SUMBER
:
Bahan
belajar mandiri Pendidikab IPA di SD edisi ke Satu
http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/asesmen-portofolio.pdf